Kajian Hati Aihes Sekolah Islam Athirah III Hadirkan Pimpinan MHQ Bone
Nusakini.com--Makassar--SMP-SMA Islam Athirah Bone kembali menggelar Kajian Bulanan Hati Guru Aihes di Masjid Fatimah Kalla pada hari Jumat (17/2) sesaat setelah salat ashar berjamaah. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan tersebut menghadirkan Pimpinan Madrasah Hafidz Quran (MHQ) Tonra, Kab. Bone, Ustad Kamaluddin Marsus, S.PdI.
Pengajian yang dipandu oleh Ustad Irwan Amin, Lc tersebut diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustadzah Syamsidar yang didampingi oleh Ustadzah Ulva sebagai pembaca terjemahnya.
Mengawali tausiyahnya, sosok yang akrab disapa Ustad Kamal tersebut menceritakan kisahnya saat memutuskan mendirikan Madrasah Hafidz Quran di kampung halamannya di Tonra, Kab. Bone. Sebuah situasi yang sulit saat dirinya harus meninggalkan zona nyaman untuk turun berjuang di jalan Allah dengan menerima amanat 400 santri pendaftar yang saat itu belum ada gedungnya.
Menurutnya untuk guru-guru di Athirah sejatinya, bila kita ingin mendapatkan hasil yang luar biasa, maka lakukalah sesuatu yang tidak biasa. Banyak hal yang sulit dipikir dengan nalar saat itu. Mulai dari bagaimana memberi makan sekian ratus orang tersebut hingga biaya operasional madrasah nanti. Namun, laki-laki yang sempat berkarir di Sekolah Islam Athirah Makassar tersebut yakin bahwa semakin banyak orang di suatu tempat karena Allah, maka semakin besar peluang doa-doanya untuk diijabah karena ia bekerja bukan untuk dirinya sendiri atau keluarganya tetapi untuk agamanya.
“Saya bekerja bukan untuk saya, bukan untuk keluarga saya, tetapi untuk agama saya. Ketika kita mengandalkan usaha kita, maka hasilnya biasa saja. Tetapi kalau kita mengandalkan Allah, maka lihat sendiri hasilnya. Insha Allah luar biasa. Maka kerahkan yang kita punya, nanti Allah yang yang kasih yang kita butuh,”tegasnya di depan seluruh peserta pengajian.
Saat sesi tanya jawab berlangsung, seorang guru yang disapa Mom Eva bertanya tentang bagaimana pola penanaman karakter di MHQ? Menurut Ustad Kamal, seorang anak dalam proses penanaman karakternya itu tidak cukup hanya dengan penugasan, tetapi harus ada pengawasan. Tidak berhenti saja sampai di situ, perlu juga ada pendampingan. Setelahnya Ustad Kamal menceritakan sebuah kisah saat memeriksa toilet siswa yang kurang bersih, maka dibersihkannya saat itu dengan hati yang ikhlas tanpa jengkel terkait siapa pelakunya.
“Suatu ketika saya memeriksa toilet siswa, dan kebetulan ada yang belum disiram kotorannya. Langsung saya bersihkan saat itu, dan saya merasa mulia dengan itu,” ungkapnya mengundang decak kagum dari para guru dan karyawan.
Kajian Bulanan merupakan program Sekolah Islam Athirah dilaksanakan di masing-masing wilayah. Acara ini menghadirkan pemateri-pemateri inspiratif dari eksternal sekolah setiap bulannya. Selain sebagai wadah menimba ilmu, penyegaran semangat belajar mengajar, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturrahim guru dan karyawan sekolah Islam Athirah.(rilis/rajendra)